KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke
hadirat Illahi rabbi yang telah memberikan nikmat, rahmat serta kekuatan-Nya
kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada baginda Muhammad SAW sebagai pengemban amanah mulia untuk menyampaikan
kalam-kalam suci nan agung dari Sang Khalik.
Makalah dengan
topik pembahasan “Komunikasi Sebagai Perubahan Sosial”dengan bertemakan Divusi
Inovasi ( penyebaran pesan berupa ide/karya atau hal- hal yang bersifat
baru) ini disusun dengan ringkas, dengan
harapan agar pembaca dapat memahami dan mengambil manfaat dari makalah ini.
Terselesaikannya pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Bapak ........... sebagai Dosen .............
Penulis
menyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan
isi dari pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua.
Bandung ,
Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Makalah ....................................................................................2
C. Pertanyaan Makalah...................................................................................2
A. Latar belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Makalah ....................................................................................2
C. Pertanyaan Makalah...................................................................................2
BAB
II TINJAUAN
PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Pengertian Difusi Inovasi ..................................................................... 3
2.2 Sejarah Perkembangan Difusi Inovasi .................................................3
2.3 Pengertian Dimensi Difusi Inovasi.........................................................4
2.1 Pengertian Difusi Inovasi ..................................................................... 3
2.2 Sejarah Perkembangan Difusi Inovasi .................................................3
2.3 Pengertian Dimensi Difusi Inovasi.........................................................4
2.4
Elemen Difusi Inovasi.............................................................................5
2.5
Homophily dan
Heterophily....................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
4.1 Kesimpulan................................................................................................7
4.2 Saran..........................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia dengan akalnya telah dapat
menunjukkan kelebihan anugrah Tuhan dengan kemampuannya menciptakan berbagai
macam sarana yang dapat digunakan untuk menguasai, memanfaatkan dan
mengembangkan lingkungannya untuk kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
Pada mulanya ada tiga hal yang
menjadi dasar kebangkitan kemajuan kehidupan umat manusia yaitu diciptakannya
bahasa tulis kira-kira lima atau enam ribu tahun yang lalu, disusul dengan
kemampuan mengoperasikan hitungan sederhana kira-kira seribu tahun kemudian dan
diciptakannya mesin cetak sekitar lima ratus tahun yang lalu.
Media merupakan salah satu bentuk
kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa
berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap,
hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya.
Efek Perubahan sosial dimasyarakat
berorientasi pada upaya untuk meninggalkan unsur-unsur yang mesti ditinggalkan,
berorientasi pada pembentukan unsur baru, serta berorientasi pada nilai-nilai
yang telah ada pada massa lampau. Tanpa sadar media massa telah membawa
masyarakat masuk kepada pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir
serta perilaku masyarakat.
Hasil kemajuan teknologi memang
dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi
kemajuan dan perubahan ini terkadang banyak orang yang masih belum mau menerima
apalagi melaksanakannya. Bahkan banyak pula yang menyadari bahwa sesuatu yang
baru itu bermanfaat baginya, tetapi belum juga mau menerima dan mau menggunakan
atau menerapkannya.
Dari permasalahan ini ternyata
memang ada jarak antara mengetahui dan mau menerapkannya serta menggunakan atau
menerapkan ide yang baru tersebut. Maka dalam proses penyebaran inovasi timbul
masalah yakni bagaimana cara untuk mempercepat diterimanya suatu inovasi oleh
masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk memecahkan masalah tersebut maka
difusi inovasi menarik perhatian para ahli pengembangan masyarakat dan
dipelajari secara mendalam.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas,masalah dapat dirumuskan seperti berikut ini;
1.
Untuk menjelaskan pengertian difusi
inovasi
2. Untuk menjelaskan pengertian diseminasi inovasi
3. Untuk menjelaskan elemen difusi inovasi
1.3
Pertanyaan Masalah
Dengan berlatar
belakangkan dan rumusan masalah tersebut, pertanyaan masalah;
1. Apa pengertian difusi inovasi?
2. Apa pengertian diseminasi inovasi?
3. Apa prinsip homophily dan heterophily?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Difusi Inovasi
Difusi Inovasi
terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983)
mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota
suatu sistem sosial (the process by which an innovation is communicated through
certain channels overtime among the members of a social system). Disamping itu,
difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu
proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Inovasi adalah
suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau
kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek
atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain.
Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap
ide, praktek atau benda tersebut.
Dari kedua
padanan kata di atas, maka Difusi Inovasi adalah suatu proses penyebar serapan
ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu
kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang
yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Tujuan utama
dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan,
tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial
tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi
sampai kepada masyarakat.
2.2 Sejarah Perkembangan Difusi Inovasi
Munculnya
Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika
seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk
S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana
suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi
waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan
tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran
Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan
yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s
S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations
have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau
tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun
1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil
penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika
Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi
inovasimodel kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross
menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed
an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan
berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi
atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih
kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di
sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers
dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd Shoemaker yang bersama Rogers menulis
Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence
A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
2.3 Pengertian
Dimensi Difusi Inovasi
Diseminasi
(Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada
kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul
kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.
Diseminasi
merupakan tindak inovasi yang disusun dan disebarkannya berdasarkan sebuah
perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi
atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan
untuk melaksanakan inovasi,
Diseminasi
adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.
Hal ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan. Sehingga terjadi saling tukar informasi dan
akhirnya terjadi kesamaan pendapat antara tentang inovasi tersebut.
Perubahan dan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat dan dinamika sosial
dan politik akan mempengaruhi pilihan strategi komunikasi dan diseminasi
informasi publik. Hal ini menjadi tantangan sekaligus catatan bagi pejabat
publik dan humas pemerintah untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
perubahan tersebut.
Secara umum
pola komunikasi di masa mendatang relatif tidak berubah. Komunikasi linier,
sebagai basis, tetap digunakan. Namun, proses atau pendekatan komunikasi transaksional (yang bersifat
diskusi interaktif, kooperatif, egaliter, resiprokal) akan makin berkembang dan
menjadi kebutuhan.
Fenomena ini
bisa kita lihat, misalnya, acara-acara talkshow yang menghadirkan narasumber
dan melibatkan pendengar, tetap menjadi pilihan. Hanya saja, media perlu
berupaya agar mereka yang selama ini ‘diam’ menjadi ‘mau bersuara’ dan
menghindari narasumber yang “itu lagi, itu lagi” karena akan membuat audiens
cepat bosan.
2.4 Elemen
Difusi Inovasi
Sesuai dengan pemikiran Rogers,
dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1. Inovasi; gagasan,
tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang
menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi
untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama
sekali.
2. Saluran komunikasi;
’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima.
Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan
a. tujuan diadakannya komunikasi dan
b. karakteristik penerima. Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan
tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien,
adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap
atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling
tepat adalah saluran interpersonal.
3. Jangka waktu; proses
keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk
menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam;
a. proses pengambilan
keputusan inovasi,
b. keinovatifan seseorang:
relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan
c. kecepatan pengadopsian
inovasi dalam sistem sosial.
d. Sistem sosial; kumpulan
unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Lebih lanjut teori yang
dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan
dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain
menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu
inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang
berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup
a) atribut inovasi
(perceived atrribute of innovasion),
b) jenis keputusan inovasi
(type of innovation decisions),
c) saluran komunikasi
(communication channels),
d) kondisi sistem sosial
(nature of social system), dan
e) peran agen perubah
(change agents).
2.5 Homophily
dan Heterophily
Prinsip homophily merupakan salah satu prinsip berkomunikasi dimana
komunikator dan komunikan atau pembicara dan khalayak atau lawan bicara merasa
berada dalam persamaan. Sedangkan heterophily sebaliknya yaitu ketika pembicara
dan khalayak atau lawan bicara berada dalam suasana perbedaan.
ilustrasi:
Ketika melakukan kegiatan presentasi proposal kerjasama dengan pemimpin
perusahaan yang berasal dari Yogyakarta dan terkenal sangat santun sesuai
dengan budayanya, maka Anton melakukan presentasi dengan santun, tapi jelas dan
pasti. Hal ini membuat pemimpin perusahaan tersebut sangat terkesan dan
menerima proposal yang dipresentasikan.
Hal yang berbeda dengan presentasi yang dilakukan dalam prinsip heterophily
seperti yang dialaminya tahun lalu, ketika itu ia mempresentasikan proposalnya
dengan lugas, banyak menggunakan bahasa Inggris dan banyak mengambil contoh
kasus di Amerika. Presentasinya tidak begitu disukai dan proposalnya tidak
begitu disukai dan proposalnya ditolak mentah – mentah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inovasi merupakan
sebuah ide, barang, kejadian metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu
yang baru bagi seseorang maupun kelompok masyarakat. difusi adalah proses yang
terjadi pada suatu waktu dan memiliki lima tahapan yaitu ahap pengetahuan,
persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun dan
disebarannya berdasarkan sebuah perencanaan yang matang dengan pandangan jauh
ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan,
sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi
terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: a) Inovasi, b) saluran komunikasi, c)
jangka waktu, d) sistem sosial.
Prinsip homophily merupakan salah satu prinsip berkomunikasi
dimana komunikator dan komunikan atau pembicara dan khalayak atau lawan bicara
merasa berada dalam persamaan. Sedangkan heterophily sebaliknya yaitu ketika
pembicara dan khalayak atau lawan bicara berada dalam suasana perbedaan.
3.2 Saran
Dengan adanya
pembahasan tentang Dari makalah saya yang singkat ini mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi saya pribadi. Yang baik datangnya dari Allah Swt, dan yang
buruk datangnya dari saya. Dan saya sadar bahwa makalah saya ini jauh dari kata
sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi saya harapkan saran
dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah
selanjutnya.
No comments:
Post a Comment