Friday, June 3, 2016

Makalah Difusi Inovasi

KATA PENGANTAR



Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Illahi rabbi yang telah memberikan nikmat, rahmat serta kekuatan-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Muhammad SAW sebagai pengemban amanah mulia untuk menyampaikan kalam-kalam suci nan agung dari Sang Khalik.
Makalah dengan topik pembahasan “Komunikasi Sebagai Perubahan Sosial”dengan bertemakan Divusi Inovasi ( penyebaran pesan berupa ide/karya atau hal- hal yang bersifat baru)  ini disusun dengan ringkas, dengan harapan agar pembaca dapat memahami dan mengambil manfaat dari makalah ini. Terselesaikannya pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Bapak ........... sebagai Dosen .............
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan isi dari pembahasan topik ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.





                                                                                    Bandung ,        Juni  2016


                                                                                                   Penulis















DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I     PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar belakang  .........................................................................................1
B. Rumusan Makalah ....................................................................................2
C. Pertanyaan Makalah...................................................................................2

BAB II    TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Pengertian Difusi Inovasi ..................................................................... 3
2.2  Sejarah Perkembangan Difusi Inovasi  .................................................3
2.3
Pengertian Dimensi Difusi Inovasi.........................................................4
2.4 Elemen Difusi Inovasi.............................................................................5
2.5 Homophily dan Heterophily....................................................................6

BAB III     PENUTUP................................................................................................7
4.1 Kesimpulan................................................................................................7
4.2 Saran..........................................................................................................7


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang

Manusia dengan akalnya telah dapat menunjukkan kelebihan anugrah Tuhan dengan kemampuannya menciptakan berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan lingkungannya untuk kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
Pada mulanya ada tiga hal yang menjadi dasar kebangkitan kemajuan kehidupan umat manusia yaitu diciptakannya bahasa tulis kira-kira lima atau enam ribu tahun yang lalu, disusul dengan kemampuan mengoperasikan hitungan sederhana kira-kira seribu tahun kemudian dan diciptakannya mesin cetak sekitar lima ratus tahun yang lalu.
Media merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya.
Efek Perubahan sosial dimasyarakat berorientasi pada upaya untuk meninggalkan unsur-unsur yang mesti ditinggalkan, berorientasi pada pembentukan unsur baru, serta berorientasi pada nilai-nilai yang telah ada pada massa lampau. Tanpa sadar media massa telah membawa masyarakat masuk kepada pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir serta perilaku masyarakat.
Hasil kemajuan teknologi memang dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi kemajuan dan perubahan ini terkadang banyak orang yang masih belum mau menerima apalagi melaksanakannya. Bahkan banyak pula yang menyadari bahwa sesuatu yang baru itu bermanfaat baginya, tetapi belum juga mau menerima dan mau menggunakan atau menerapkannya.
Dari permasalahan ini ternyata memang ada jarak antara mengetahui dan mau menerapkannya serta menggunakan atau menerapkan ide yang baru tersebut. Maka dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana cara untuk mempercepat diterimanya suatu inovasi oleh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk memecahkan masalah tersebut maka difusi inovasi menarik perhatian para ahli pengembangan masyarakat dan dipelajari secara mendalam.









1.2           Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,masalah dapat dirumuskan seperti berikut ini;
1.              Untuk menjelaskan pengertian difusi inovasi
2.      Untuk menjelaskan pengertian diseminasi inovasi
3.      Untuk menjelaskan elemen difusi inovasi


1.3           Pertanyaan Masalah
Dengan berlatar belakangkan dan rumusan masalah tersebut, pertanyaan masalah;
1.       Apa pengertian difusi inovasi?
2.      Apa pengertian diseminasi inovasi?
3.      Apa prinsip homophily dan heterophily?














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Pengertian Difusi Inovasi  

Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers (1983) mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial (the process by which an innovation is communicated through certain channels overtime among the members of a social system). Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Dari kedua padanan kata di atas, maka Difusi Inovasi adalah suatu proses penyebar serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.

2.2    Sejarah Perkembangan Difusi Inovasi         

Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.

Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasimodel kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd  Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).

2.3    Pengertian Dimensi Difusi Inovasi
Diseminasi (Bahasa Inggris: Dissemination) adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.
Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun dan disebarkannya berdasarkan sebuah perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi,
Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Hal ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan.  Sehingga terjadi saling tukar informasi dan akhirnya terjadi kesamaan pendapat antara tentang inovasi tersebut.
Perubahan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat dan dinamika sosial dan politik akan mempengaruhi pilihan strategi komunikasi dan diseminasi informasi publik. Hal ini menjadi tantangan sekaligus catatan bagi pejabat publik dan humas pemerintah untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan tersebut.
Secara umum pola komunikasi di masa mendatang relatif tidak berubah. Komunikasi linier, sebagai basis, tetap digunakan. Namun, proses atau pendekatan  komunikasi transaksional (yang bersifat diskusi interaktif, kooperatif, egaliter, resiprokal) akan makin berkembang dan menjadi kebutuhan.
Fenomena ini bisa kita lihat, misalnya, acara-acara talkshow yang menghadirkan narasumber dan melibatkan pendengar, tetap menjadi pilihan. Hanya saja, media perlu berupaya agar mereka yang selama ini ‘diam’ menjadi ‘mau bersuara’ dan menghindari narasumber yang “itu lagi, itu lagi” karena akan membuat audiens cepat bosan.



2.4    Elemen Difusi Inovasi
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1.      Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2.      Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan
a.       tujuan diadakannya komunikasi dan
b.      karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3.      Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam;
a.       proses pengambilan keputusan inovasi,
b.      keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan
c.       kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
d.      Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup
a)      atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion),
b)      jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions),
c)      saluran komunikasi (communication channels),
d)     kondisi sistem sosial (nature of social system), dan
e)      peran agen perubah (change agents).



2.5    Homophily dan Heterophily

Prinsip homophily merupakan salah satu prinsip berkomunikasi dimana komunikator dan komunikan atau pembicara dan khalayak atau lawan bicara merasa berada dalam persamaan. Sedangkan heterophily sebaliknya yaitu ketika pembicara dan khalayak atau lawan bicara berada dalam suasana perbedaan.
ilustrasi:
Ketika melakukan kegiatan presentasi proposal kerjasama dengan pemimpin perusahaan yang berasal dari Yogyakarta dan terkenal sangat santun sesuai dengan budayanya, maka Anton melakukan presentasi dengan santun, tapi jelas dan pasti. Hal ini membuat pemimpin perusahaan tersebut sangat terkesan dan menerima proposal yang dipresentasikan.
Hal yang berbeda dengan presentasi yang dilakukan dalam prinsip heterophily seperti yang dialaminya tahun lalu, ketika itu ia mempresentasikan proposalnya dengan lugas, banyak menggunakan bahasa Inggris dan banyak mengambil contoh kasus di Amerika. Presentasinya tidak begitu disukai dan proposalnya tidak begitu disukai dan proposalnya ditolak mentah – mentah.



















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Inovasi merupakan sebuah ide, barang, kejadian metode yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang maupun kelompok masyarakat. difusi adalah proses yang terjadi pada suatu waktu dan memiliki lima tahapan yaitu ahap pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun dan disebarannya berdasarkan sebuah perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu: a) Inovasi, b) saluran komunikasi, c) jangka waktu, d) sistem sosial.
Prinsip homophily merupakan salah satu prinsip berkomunikasi dimana komunikator dan komunikan atau pembicara dan khalayak atau lawan bicara merasa berada dalam persamaan. Sedangkan heterophily sebaliknya yaitu ketika pembicara dan khalayak atau lawan bicara berada dalam suasana perbedaan.

3.2 Saran

Dengan adanya pembahasan tentang Dari makalah saya yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi saya pribadi. Yang baik datangnya dari Allah Swt, dan yang buruk datangnya dari saya. Dan saya sadar bahwa makalah saya ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi saya harapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

No comments:

Post a Comment